Tuesday, December 30, 2008

AGAR ANAK MENAATI PERATURAN

• Hal-hal yang perlu diterapkan dalam usaha mendisiplinkan anak :
• Mulailah dari hal-hal yang kecil dulu, kemudian secara bertahap ke tingkat selanjutnya.
• Awal dari disiplin adalah komunikasi yang baik dan sederhana.
• Konsisten pada aturan disiplin yang telah dibuat.
• Konsisten antara ayah-ibu supaya tidak menimbulkan kebingungan pada anak. Buatlah kesepakatan tentang peraturan yang harus dijalankan di rumah.
• Terapkan pemberian reward dan punishment (hukuman).
• Pemberian perintah dan aturan yang disertai dengan penjelasan mengapa harus begini, mengapa harus begitu.
• Mendampingi anak mengerjakan apa yang diperintahkan untuk menciptakan suasana yang menyenangkan, misalnya pada saat anak disuruh membereskan mainannya.
• Teknik disiplin yang digunakan, sebaiknya memakai dialog yang penuh kasih sayang dan kehangatan.
• Bahasa yang digunakan sebaiknya yang sederhana saja, apalagi si anak masih tergolong balita. Gunakan juga bahasa anak ( berdasarkan pada pola pikir animisme anak ) . Dengan demikian si anak akan lebih bisa menerimanya.
• Aturan disiplin dibuat sedemikian rupa sehingga bahaya dari luar / sisi negatifnya bisa diminimalkan.
• Perhatikan usia anak. Aturan disiplin akan berbeda-beda pada tiap tingkatan tahap perkembangan. Bila masih kecil (baru 1-2 tahun), kesabaran sangatlah mutlak karena mereka cenderung egosentris. Jadi, maklumlah.
• Hormati perasaan anak dan hargai juga waktunya.
• Berikan pilihan / alternatif.
• Kerahasiaan aturan disiplin supaya tidak menjatuhkan harga diri si anak.
• Peringatkan lebih awal tentang apa-apa yang harus dilakukannya supaya ia bisa bersiap-siap untuk aturan tersebut.
• Berikan perintah dengan tegas dan lebih spesifik.
• Tekankan pada hal-hal positif.
• Ketidaksetujuan baiknya ditujukan pada perilaku si anak, bukan si anak itu sendiri.
• Berikan contoh / teladan yang baik karena anak-anak bisa meniru perilaku orang tuanya. Dengan demikian, oang tua bukan hanya sebagai penegak aturan tetapi juga pelaksana aturan.
• Sertakan rasa humor.
Hal-hal yang harus dihindari dalam usaha mendisiplinkan anak :
 Terlalu sering memberi ancaman (lebih-lebih pada anak yang pandai) karena ia malah akan balik menantang.
 Mendisiplinkan anak dalam keadaan emosi.
 Aturan disiplin yang memaksa, otoriter, keras dan sangat ketat.
 Selalu mengatakan, “Aku ingin …” ( bagi orang tua ).
 Orang tua itu sendiri tidak disiplin, sehingga si anak pun menirunya.
Aturan-aturan yang penting saat memberikan reward kepada anak :
 Hadiah diberikan dengan tujuan tertentu, sebagai dorongan pada anak untuk tetap mempertahankan tingkah laku atau prestasinya yang baik.
 Bila tujuannya ingin mengubah tingkah laku anak sebaiknya jangan memberikan hadiah barang, kecuali untuk pertama kali dalam jangka waktu yang panjang, misalnya saat anak masuk sekolah, belikan tas atau buku.
 Bila anak sudah terlanjur menyukai hadiah barang, ubahlah dengan sikap yang sabar, ulet, dan konsisten. Perubahan ke hadiah non-barang pun harus dilakukan secara bertahap dan jangan memaksa.
 Kekompakan antara ayah dan ibu dalam memberikan reward.
 Bila akan memberikan hadiah non-barang, lakukan dengan sungguh-sungguh, dalma arti ungkapan kasih sayang, seperti pelukan atau ciuman diberi dengan tulus.
 Konsisten dalam memberi hadiah non-barang.
 Hadiah non-barang harus proporsional, efisien, dan tepat waktu.
 Adakan evaluasi seusai hadiah diberikan, apakah ada penguatan perilaku pada anak.
 Reward jangan diberikan secara berlebih-lebihan.
 Reward baiknya berujung pada reinforcement positif.
Aturan-aturan yang penting saat memberikan hukuman kepada anak :
 Jangan berikan pada anak yang masih tergolong balita karena mereka belum mengerti alasan mengapa mereka dihukum, akibatnya mereka bisa menjadi frustasi.
 Hukuman harus bersifat mendidik.
 Informasikan terlebih dahulu akan adanya sanksi tertentu dari perilakunya yang tidak menyenangkan orang tuanya.
 Adakan evaluasi seusai hukuman diberikan, apakah ada perubahan kesadaran dalam diri si anak.
 Jangan lakukan hukuman di bawah pengaruh emosi yang tak terkontrol.
 Hindarkan hukuman fisik.
 Berikan hukuman dengan tegas. Bila anak merengek jangan langsung lemah hati dan nyerah.
 Perhatikan korelasi antara hukuman dengan perilaku.
 Hukuman badan hanyalah dipandang sebagai jalan terakhir.
Beberapa fakta mengapa hadiah barang bisa menjadi tidak efektif :
 Anak menjadi materialistis.
 Anak menjadi konsumtif.
 Orang tua bisa tekor.
 Anak bersikap baik bukan karena kesadaran diri, tetapi karena keinginan untuk mendapatkan barang tersebut.
Beberapa fakta mengapa hukuman badan bisa menjadi tidak efektif :
 Anak menjadi frustasi.
 Anak bisa menjadi resisten (kebal) terhadap hukuman tersebut.
 Anak cenderung membiarkan dirinya dihukum daripada melakukan perbuatan yang diharapkan kepadanya.
 Anak cenderung melampiaskan kekesalannya pada hukuman tersebut dengan memukul anak lain.
 Menimbulkan dampak psikologis jangka panjang, di mana rasa marah, sakit hati dan jengkel akan dipendam selamanya oleh si anak.
 Akan terbentuk rasa ketidakberdayaan (sense of helplesness)
 Anak tidak akan belajar apapun dari hukuman badan.
Baik reward maupun hukuman, janganlah asal-asal diberikan, melainkan harus mapu membangun / mengukuhkan konsep diri di individu. Waktu diberikannya reward atau hukuman pun harus langsung pada saat perilaku yang diinginkan / tidak diinginkan itu terjadi. Jangan menundanya terlalu lama.

No comments:

Post a Comment