Tuesday, December 30, 2008

PIKA....

Pika…
Filed under Perilaku Menyimpang, psikologi anak • Tagged tindakan menyimpang, Psikologi Kesehatan, psikologi anak, Pika
Pernah melihat atau mendengar, ada anak kecil yang suka makan tanah, batu, dsb…? tapi tuh anak masih hidup..??? waaahhhh,,, sebenarnya itu adalah sebuah penyakit yang disebut PIKA.
Pika adalah terus - menerus makan zat yang tidak bergizi (tanah, serpihan cat, dsb). Pika dapat timbul sebagai salah satu gejala dari sejumlah gangguan psikiatrik yang luas (seperti autisme), atau sebagai perilaku psikopatologis yang tunggal. Fenomena ini paling sering terdapat pada anak dengan retardasi mental, namun demikian pika dapat juga terjadi pada anak biasa yang mempunyai inteligensia normal (biasanya pada usia dini).
Diantara orang dewasa, bentuk pika tertentu termasuk geofagia (makan tanah) dan amilofagia (makan kanji), telah dilaporkan terjadi pada wanita hamil dan cukup tinggi di Aborigin Australia. Tetapi menurut DSM-IV, jika tindakan tersebut ditentukan secara kultural, itu tidak termasuk kriteria diagnostik untuk pika.
Kriteria Diagnostik untuk Pika (DSM-IV)
1. Terjadi selama periode sekurang-kurangnya 1 bulan
2. Makan zat tidak bergizi adalah tidak sesuai menurut usianya
3. Bukan bagian dari ritual atau kultural
4. Jika terjadi semata-mata pada perjalanan gangguan mental lain, itu memerlukan perhatian klinis tersendiri.
Epidemiologi
Pika diperkirakan terjadi pada 10 sampai 32 persen anak-anak antara usia 1 dan 6 tahun. Pada anak yang lebih dari 10 tahun, kurang lebih 10 persen. Pada anak yang lebih tua dan remaja dengan kecerdasan normal, frekuensi pika menurun. Pada anak retardasi mental, pika dilaporkan terjadi pada sampai seperempat anak-anak usia sekolah dan remaja. Pika tampaknya mengenai kedua jenis kelamin dengan sama banyaknya.
Etiologi
Defisiensi nutrisi telah didalilkan sebagai penyebab pika, karena keadaan kecanduan tertentu untuk zat yang tidak dapat dimakan yang telah ditimbulkan oleh defisiensi. Sebagai contoh, kecanduan akan tanah dan es kadang-kadang berhubuungan dengan defisiensi zat besi dan seng yang dihilangkan dengan pemberiannya. Tingginya insidensi penelantaran dan kehilangan orang tua telah dihubungkan dengan kasus pika, yang juga dihubungkan dengan pemuasan kebutuhan oral yang tidak terpenuhi. Dan tidak lupa adalah faktor ritual dan kultural.
Diagnosis dan Gambaran Klinis
Onset pika biasanya antara usia 12 dan 24 bulan, dan insidensi menurun seiring bertambahnya usia. Zat tertentu yang dimakan adalah bervariasi , biasanya anak kecil memakan cat, plester, tali, rambut dan kain dsb.; anak yang lebih besar dapat mengambil kotoran, feses binatang, batu, kertas dsb.
Implikasi terberat adalah keracunan timbal, biasanya dari cat yang mengandung timbal; parasit usus setelah memakan tanah atau feses; anemia dan defisiensi zat seng setelah ingesti tanah liat, defisiensi zat besi yang parah setelah ingesti sejumlah besar kanji; dan obstruksi usus akibat ingesti gumpalan rambut dan batu.
oleh Firman Ramdhani
Daftar pustaka:
• PPDGJ III
• Sinopsis Psikiatri (Kaplan dan Sadock)

No comments:

Post a Comment